Seni Mengembangkan Karakter
Manusia memiliki hati nurani (qalbu) yang berfungsi
sebagai pembeda antara perbuatan baik dan buruk. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Wabishah tatkala beliau
bertanya tentang kebaikan (al-birr) dan dosa (al-itsm) dalam dialog seperti
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagai berikut :
“Hai Wabishah, bertanyalah kepada hatimu sendiri,
kebaikan adalah sesuatu yang jika kamu lakukan, jiwamu merasa tentram, sedang
dosa adalah sesuatu yang jika kamu lakukan, jiwamu bergejolak dan hatimu pun
berdebar debar meskipun orang banyak memberi tahu kepadamu (lain dari yang kamu
rasakan).”
Berkaitan dengan hati nurani, muncul persoalan,
dapatkah dijamin bahwa hati nurani selalu dominan dalam jiwa manusia sehingga
suaranya selalu didengar, mengingat dalam diri manusia terdapat dua potensi
yang selalu bertolak belakang yaitu potensi yang mengarah kepada kebaikan
(taqwa) dan potensi yang mengarah pada keburukan (al-fujur), dimana kekuatan
yang lebih menonjol tentunya menjadi dominan dalam mempengaruhi keputusan suatu
persoalan.Oleh karena itu, agar hati nurani seorang muslim selalu dalam kondisi
kepada kebaikan, maka ia harus selalu disucikan. Seorang muslim perlu menjaga
rutinitas dan kontinuitas ibadah, berusaha untuk selalu mendekatkan diri
(taqarub) kepada Allah, membaca sejarah orang orang terdahulu serta selalu
berusaha untuk saling menasehati dengan sesamanya. Hal inilah yang kurang
diperhatikan dalam proses membangun karakter bangsa.
Membangun karakter/ akhlak merupakan pekerjaan yang
tidak mudah, tapi bukan berarti berat untuk dikerjakan. Jika kita memiliki
komitmen bersama dalam membangun karakter generasi masa depan, InsyaAllah niat
yang kuat itu pun akan memberikan jalan dan pintu-pintu kebaikan dalam
menerapkan karakter yang baik bagi anak-anak dan cucu kita terkhusus anak
bangsa ini. Membangun karakter tidak bisa dikerjakan dalam hitungan hari,
ibarat sebuah bangunan, ia dikerjakan melalui proses yang panjang baik dengan
pikiran agar bangunan terlihat indah maupun dengan tenaga agar proses yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Atas dasar inilah kita
membutuhkan sebuah design bagi pembangunan karakter (Character
Building Design). Itu mengapa saya terpanggil dalam mengkonsep design
tersebut yang saya beri nama dengan BeSt Character Management.
BeSt Character Management adalah
sebuah Metode dalam membangun karakter dan juga merupakan Seni
Mengelola Karakter dengan pendekatan “BeSt Model” yang insyaAllah berlandaskan
dari sumber yang terbaik yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah ditambah dengan teori
dan kajian-kajian ilmiah dari berbagai ahli dalam menerapkan pembangunan
karakter (Character Building). Melalui metode ini kita dapat memahami proses pembentukan karakter, strategi menanamkan karakter, dan seni mengelola/
memanage karakter (BeSt Character Management) dalam kehidupan kita
sehari-hari. Sehingga kita semua dapat
mengambil peran dalam pendidikan karakter/ akhlak untuk generasi bangsa yang
kita cintai ini.
Hubungan Akhlak dengan Akidah
Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam
yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan
dari proses menerapkan akidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak
merupakan buah kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan batangnya
kuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia
tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik. Hal inilah yang jarang sekali
dibicarakan dalam proses membangun karakter. Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar bagi
segala tindakan muslim agar tidak terjerumus kedalam perilaku-perilaku syirik.
Syirik disebut sebagai kezhaliman karena perbuatan itu menempatkan ibadah tidak
pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya. Bukankah
kita harus berkeyakinan kepada keyakinan yang terbaik dan mempersembahkan
beribadah kita kepada yang terbaik pula (baca:ingat pesan memilih sumber
terbaik pada pembahasan sebelumnya). Oleh karena itu pribadi yang baik akan terus
menjaga keyakinannya dengan keyakinanyang benar. sehingga ia akan mampu
mengimplementasikan keyakinan dalam bentuk nilai-nilai kebaikan itu dalam
bentuk akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Allah berfirman dalam surat Al-An’am
(6) : 82
Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Orang yang mendapat petunjuk adalah mereka yang pandai
bersyukur, sehingga perbuatan mereka senantiasa sesuai dengan petunjuk Allah.
Inilah yang dimaksud dengan akhak mulia. Dengan demikain ada hubungan yang amat
erat antara akidah dengan akhlak, bahkan keduanya tidak dapat
dipisahkan.Mengapa kita sebagai makhluk harus berakhlak?. Apa pentingnya
berakhlak sehingga kita sebagai manusia harus berdiri di atas fondasi akhlak.
Perlu kita pahami bersama bahwa kata “akhlak” sendiri berasal dari kata “Khalaqa-Yakhluqu”
yang artinya “Menciptakan.” Sehingga kita sebagai manusia
yang sudah menjalani proses penciptaan harus tunduk dan patuh kepada yang
menciptakan. Karena kita sebagai ciptaan Allah, maka sudah sepatutnya kita
menjalankan segala perintah Allah dan menempatkan posisi kita di tempat yang
Allah inginkan baik dalam bertutur kata, berprilaku maupun beribadah termasuk
dalam hal ini tentunya adalah berakhlak mulia yang juga sesuai dengan keinginan
Nabi Muhammad SAW.
Hal mendasar yang menjadi tujuan berakhlak mulia ini
adalah untuk menyempurnakan perilaku manusia yaitu menyodorkan kebaikan dengan
memaparkan tentang hal-hal yang baik dan buruk, guna memahamkan kita dalam
bertingkah laku agar tidak salah mengambil langkah yang akan merugikan diri
sendiri, maupun orang lain dalam lingkungan bermasyarakat. Selain itu,
berakhlak juga bertujuan untuk mencapai kehidupan yang ideal.Setelah kita
memahami tentang apa saja yang baik dan yang buruk, maka secara naluri kita
akan berusaha untuk meninggalkan keburukan dan berusaha menuju kepada kebaikan.Kemudian
dengan budaya berakhlak mulia, Indonesia akan mampumenciptakan bangsa yang memiliki
martabat tinggi dan luhur di mata dunia dan bangsa-bangsa lainnya. Jika bangsa
kita mampu menerapkan nilai-nilai akhlak dan mengaplikasikan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Hal ini inilah yang bisa membuatIndonesia dapat mencapai
kemuliaan dan kebangkitan serta kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Ancaman Akhlak Dalam Kehidupan Modern
Kita tidak bisa menafikan bahwa dalam setiap apapun
yang kita perjuangkan tentu memiliki hambatan, tantangan serta lika-liku yang
harus kita hadapi. Dan hambatan ini hendaknya kita melihat dengan pikiran yang
terbuka dan dari sudut pandang yang luas. Semangat dalam mendobrak seluruh
hambatan ini ialah semangat yang harus tercipta dalam nuansa kebersamaan. Ini
bukan tugas orang tua atau pendidik semata, tetapi menjadi tugas setiap elemen
masyarakat dalam kehidupan yang nyata. Semua kita harus mengambil peran dalam
membangun karakter bangsa apapun pekerjaan kita. Menular nilai-nilai akhalak
dalam setiap aktivitas dalam hidup kita merupakan indikasi bahwa kita adalah
Sosok yang Bermanfaat sebagaimana hadist Rasululullah yang sangat masyhur:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Yusuf Qardhawi menyebutkan bahwa paling tidak ada tiga
macam ancaman terhadap akhlak manusia dalam kehidupan modern dewasa ini, yaitu
ananiyyah, madiyyah dan naf’iyyah.Ananiyyah artinya individualisme, yaitu faham
yang bertitik tolak dari sikap egoisme, mementingkan dirinya sendiri, sehingga
mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri. Orang orang yang
berpendirian semacam ini tidak memiliki semangat ukhuwah Islamiyah, rasa
persaudaraan dan toleransi. Sehingga sulit untuk merasakan penderitaan orang
lain. Padahal seseorang baru dikatakan berakhlak mulia tatkala ia memperhatikan
nasib orang lain juga. Kemudian madiyyah artinya sikap materialistik yang lahir
dari kecintaan pada kehidupan duniawi yang berlebihan. Hal demikian dijelaskan
oleh Allah dalam Al Qur’an surat Hud (11) : 15-16 yang berbunyi :
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.,
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah
di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan.”
Selanjutnya adalah naf’iyyah artinya pragmatis yaitu
menilai sesuatu hanya berdasarkan pada aspek kegunaan semata. Ketiga ancaman
terhadap akhlak mulia ini hanya akan dapat diatasi manakala manusia memiliki
fondasi akidah yang kuat dan senantiasa melakukan amal ibadah untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.Selain itu, dalam tahap membangun karakter zaman
sekarang ini, alternatif yang terbaik adalah yaitu mengimbangi kemajuan di
bidang teknologi informasi dengan keimanan yang sesuai tuntunan Quran dan
Hadits. Manusia yang hanya mengikuti dorongan nafsu liar dan amarah saja untuk
mengejar kedudukan dan harta benda dengan caranya sendiri tanpa memperhatikan
nilai-nilai akhlak yang sudah ditetapkan, sehingga lupa akan tugasnya sebagai
hamba Allah SWT. Jika hal tersebut terjadi, maka cepat atau lambat umat manusia
akan mengalami krisis akhlak
ataupun karakter.
BeSt Character Management
hadir untuk menjawab persoalan karakter/ akhlak generasi dewasa ini. Namun
demikian, metode ini merupakan sebuah konsep yang terus memerlukan masukan dan
saran dalam membangun karakter bangsa yang menjadi cita-cita kita bersama. BeSt
Character Management ini hadir sebagai panduan kita bersama dalam membangun
karakter/ akhlak generasi kita. Bagi Bapak/ Ibu yang ingin lebih mengetahui
Metode BeSt Character Management ini untuk penerapannya di lingkungan sekolah,
perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga tertentu. Bapak/ Ibu dapat mengubungi kontak
kami: 085361159497. Semoga bermanfaat bagi Bapak/ Ibu semuanya. SalamBeruntung !
0 Komentar untuk "Best Character Management"